Rabu, 11 September 2013

SISTEM AKUAKULTUR MULTITROFIK TERPADU :
"Solusi Terkini Sistem Akuakultur Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan"


Ketika membaca The State of World Fisheries and Aquaculture yang dirilis oleh FAO (2012) kembali mengejutkan saya. Pada alinea awal, sub bab aquaculture, halaman 24 tertulis jelas bahwa " aquaculture has also evolved in terms of technological innovation and adaptation to meet changing requirement". Pernyataan ini menunjuk jelas terhadap kebutuhan produk-produk akuatik sebagai sumber protein utama bagi penduduk dunia. Namun demikian, sangat kontradiktif jika dilihat bahwa lebih dari 60 % produk akuakultur dihasilkan dari kegiatan budidaya ikan skala kecil dan ekstensif. 

Di Indonesia, meskipun dikenal sebagai negara penghasil produk perikanan nomor 5 dunia, tetapi secara teknologi, tidak ada bedanya dengan kegiatan budidaya ikan di zaman Majapahit. Peningkatan produksi lebih dikarenakan oleh perluasan areal (ektensif) bukan karena sentuhan teknologi. Akibatnya, luas hutan mangrove yang dikonversi menjadi tambak semakin menghawatirkan, badan sungai dan danau tertutup karamba-karamba ikan, konflik sosial yang terjadi meningkat karena bersinggungan dengan sektor industri lain.

Sabtu, 08 Januari 2011

MEKANISME AKUMULASI AMONIA DALAM HAEMOLIMPH UDANG WINDU (Penaeus monodon)

Sumoharjo


Pendahuluan
       Lebih dari setengah limbah nitrogen yang diekskresikan oleh udang adalah amonia (Kinne, 1976; Regnault, 1987). Amonia dalam air berbentuk NH3 (amonia tak terionisasi) dan NH4+ (amonia terionisasi). Proporsi NH3 dari NH4+ meningkat dengan meningkatnya suhu dan pH, dan menurunnya salinitas (Trussel, 1972; Whitfield, 1978). NH3 bersifat lipophilic (larut dalam lemak) sehingga dengan mudah berdifusi melintasi membran respirasi (insang) dan penetrasinya membuat membran tidak stabil (Kormanik dan Cameron, 1981). 
      Udang windu (Peneaus monodon) adalah udang budidaya penting, yang mana budidayanya secara progresif telah menjadi lebih intensif (Chen, at al., 1989a). Amonia bisa mencapai tingkat beracun bahkan dalam sistem intensif dengan pergantian air hingga 30 % per minggu (Chen, at al., 1989b). 
    Toksisitas amonia terhadap ikan telah secara luas dipelajari dan direview oleh Alabaster dan Lloyd (1980), oleh Colt dan Armstrong (1981) dan oleh Russo (1985). Konsentrasi mematikan 50 % (LC-50) amonia terhadap udang windu telah dilaporkan oleh Chin dan Chen (1987) untuk larvae, Chen dan Lei (1990) untuk juvenil dan Chen, et al (1990b) untuk udang dewasa. Akumulasi amonia dalam air dapat menghambat pertumbuhan udang dan yang lebih ekstrim pada beberapa kasus menyebabkan kematian (Wickins, 1976; Armstrong, et al., 1987; Chen, et al., 1990ยช). Makalah ini berkenaan dengan akumulasi amonia dalam haemolimp (darah) udang windu yang terekspos amonia pada level berbeda dalam skala laboratorium.

Minggu, 22 November 2009

AQUAPONIC SYSTEM

AQUAPONIC SYSTEM : PENGEMBANGAN MODEL AKUAKULTUR BERBASIS TRANSFORMASI DAN DAUR ULANG LIMBAH NUTRIEN

Oleh : Sumoharjo

I. PENDAHULUAN.

        Keberhasilan suatu usaha akuakultur sangat erat kaitannya dengan kondisi lingkungan yang optimum untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan yang dipelihara. Sementara itu, dalam suatu sistem tertutup secara kontinu ikan memproduksi limbah nutrien yang secara perlahan namun pasti mencapai level yang beracun (toksik) bagi ikan itu sendiri.

Sabtu, 18 Juli 2009

KESESUAIAN TIPE KARAMBA TERHADAP LOKASI BUDIDAYA IKAN KERAPU DI MELAHING, BONTANG


Penempatan media budidaya tidak bisa dilakukan di sembarang tempat ,agar dapat berhasil karamba harus memenuhi syarat teknis dan sosial ekonomi. Secara teknis lokasi untuk budidaya harus layak ditinjau dari dari segi kualitas air (oksigen, pH, suhu, dan salinitas), arus, gelombang, pencemaran, lalu lintas laut, predator, dan kelestarian lingkungan. Sedangkan untuk aspek sosial ekonomi harus mempertimbangkan status lokasi, tenaga kerja, transportasi, ketersediaan alat dan bahan, harga dan pasar, keamanan, dan dukungan (kelembagaan dan pemerintah) (Sutarmat et al, 2005).

METODE PENGUKURAN AMONIA DALAM AKUAKULTUR


Pendahuluan
Menurut Floyd dan Watson (2005) bahwa amonia adalah produk sisa metabolisme yang utama dari ikan, dikeluarkan melalui insang dan urine. Sumber utama amonia sebenarnya berasal dari protein pada pakan ikan yang dimakan oleh ikan untuk kebutuhan energi dan nutrien, deaminasi asam amino menjadi energi menghasilkan amonia yang dikeluarkan sebagai sisa metabolisme.