Sabtu, 18 Juli 2009

METODE PENGUKURAN AMONIA DALAM AKUAKULTUR


Pendahuluan
Menurut Floyd dan Watson (2005) bahwa amonia adalah produk sisa metabolisme yang utama dari ikan, dikeluarkan melalui insang dan urine. Sumber utama amonia sebenarnya berasal dari protein pada pakan ikan yang dimakan oleh ikan untuk kebutuhan energi dan nutrien, deaminasi asam amino menjadi energi menghasilkan amonia yang dikeluarkan sebagai sisa metabolisme.

Dari semua parameter kualitas air yang mempengaruhi ikan, amonia adalah yang terpenting setelah oksigen, karena dalam jumlah kecil amonia dapat menyebabkan stress dan kerusakan insang, rentan terhadap infeksi bakteri, dan memperlambat pertumbuhan, bahkan pada konsentrasi tinggi dapat membunuh ikan.
Di dalam air, amonia terdapat dalam dua bentuk, yakni; NH4 (amonia terionisasi, karena memiliki ion positif) dan NH3 (tak terionisasi, karena tidak memiliki ion), yang mana secara keseluruhan disebut Total Ammonia Nitrogen (TAN), proporsinya sangat bervariasi tergantung pada pH dan suhu. Jika pH dan suhu meningkat maka jumlah NH3 meningkat, demikian pula sebaliknya. Hal ini penting untuk diketahui karena NH3 adalah bentuk amonia yang beracun
Ikan yang terus menerus terekspos NH3 pada konsentrasi lebih dari 0.02 mg/l dapat menurunkan pertumbuhan dan semakin rentan terhadap penyakit (Butner 1993).
Amonia tidak berbau dan tidak berwarna, sehingga untuk mengetahui keberdaannya harus dilakukan pengujian.
2. Metode Perhitungan Proporsi TAN
Semua alat uji amonia (spektrometer) hanya mengukur TAN , fraksi NH3 dapat ditentukan melalui TAN dengan mengukur pH dan suhu. Di Kolam, Amonia harus diukur setiap 10-14 hari dan sekurang-kurangnya seminggu sekali pada bak/akuarium. Ketika amonia terdeteksi maka frekuensi pengukuran ditingkatkan. Untuk kelengkapan pemeriksaan, perlu dilakukan uji penyakit ikan ((bacteria, parasites, fungi atau viruses).
Prosedur uji amonia :
  • Gunakan tes kit untuk mengukur amonia, ingat bahwa yang terukur adalah TAN
  • Ukur suhu dan pH air
  • Cari faktor pengalinya di tabel
  • Kalikan TAN yang terukur dangan faktor pengali = UIA (mg/l)
  • Jika hasilnya > 0.05 mg/l maka sudah berbahaya bagi ikan.
3. Interpretasi Hasil Uji Amonia
Pada bak atau kolam yang sehat harus tidak terdapat amonia, jika amonia terdeteksi berarti sistem sudah tidak seimbang. Toksisitas NH3 dimulai pada konsentrasi 0.05 mg/l, jika konsentrasi > 0.05 mg/l jaringan ikan akan rusak dan pada konsentrasi 2 mg/l ikan akan mati.
Contoh perhitungan UIA :
  • Asumsi TAN = 1 mg/l
  • Suhu air = 24 0C
  • pH = 8
  • Maka nilai faktor pengali pada tabel = 0.0502
  • Sehingga 1.0 x 0.0502 = 0.0502 mg/l
3. Manajemen Amonia
Karena sumber utama amonia adalah pakan, maka hal pertama yang dilakukan jika amonia terdeteksi adalah mengurangi atau menghentikan pemberian pakan karena ikan akan stress dan tidak makan selama terpapar amonia. Pakan yang tidak termakan akan menambah kondisi air semakin buruk.
Jika memungkinkan 25-50 % air diganti akan menghilangkan beberapa persen amonia.
Di kolam dengan pemberian pupuk fosfat bisa membantu membebaskan level TAN yang tinggi lebih dari satu hari dan menstimulasikannya dengan menempatkan tanaman akan membantu menghilangkan amonia dari sistem. Dengan dosis pupuk 40 pound/acre cukup membantu menangani krisis amonia akut, namun pada kolam yang kaya fosfat, metode ini tidak berguna sama sekali.
Tabel. Fraksi NH3 dalam larutan akuades pada pH dan suhu berbeda

atau bisa juga menggunakan rumus Albert (1973) : NH3 = [TAN]/(1 + 10^pka-pH)
dimana pKa dapat dicari dengan rumus Emerson (1975) = pKa = (0.09018+2729.92)/(T + 273)
T = oC


Tidak ada komentar:

Posting Komentar